Sabtu, 24 September 2016
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Peternak Papua.
Dalam rangka Memberikan pengetahuan, memaksimalkan kemampuan dan keahlian para peternak penerima bibit ternak sapi, maka Dinas peternakan Kabupaten Sorong memberikan Pelatihan peternakan yang di lanjutkan dengan praktek lapangan yang berlokasi di kampung wen, Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong.
Adapun jenis Kegiatan dalam praktek lapangan sebagai berikut :
Pengobatan, pemasangan keluh, pemeriksaan kebuntingan,Inseminasi buatan (IB), dan pengenalan jenis-jenis Hijauan Makanan Ternak. dengan harapan kiranya para petani/peternak penerima bantuan bibit ternak sapi ini dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan.
********Pemberdayaan Masyarakat Peternak Papua Tahun 2016************
by, blogher Feby
Kamis, 22 September 2016
Peningkatan SDM Bidang Peternakan Masyarakat Asli Papua
Rabu, 21 September 201606:07 pm
Reporter MC Kabupaten Sorong
Ditayangkan Tobari
Peningkatan SDM Bidang Peternakan Masyarakat Asli Papua
Sorong, InfoPublik – Sebagai langah terobosan positif pemerintah dan pemberdayaan masyarakat asli Papua, khususnya di wilayah Pemkab Sorong, yakni dengan memberikan pelatihan peningkatan SDM.
Sehingga mereka bisa memiliki pengetahuan untuk berusaha di bidang peternakan agar dapat meningkatkan pendapatan perbaikan taraf hidupnya.
Demikian sambutan Bupati Sorong, melalui Wakil Bupati Suka Hardjono, S.Sos, M.Si, saat membuka pelatihan peternakan budidaya sapi potong dibiayai melalui dana Otsus Papua tahun 2016, Rabu (21/9).
Kita ketahui bersama bahwa sektor pertanian sub sektor peternakan adalah yang paling relevan sebagai basis pengembangan ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia umumnya.
“Dan khususnya masyarakat asli Papua yang tinggal di kampung-kampung, dimana sub sektor peternakan selayaknya dijadikan andalan sumber pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Selain itu, diharapkan penyediaan pangan, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat, dengan berbagai keuanggulan kompratif yang dimiliki tanah Papua dengan lahan yang luas, agroklimat, hijauan yang berlimpah, maka hal ini harus dioptimalkan bagi kemajuan ekonomi di tanah Papua.
Hingga saat ini fakta historis memperlihatkan semaju apapun tingkat perkembangan Negara yang ada di dunia ini, tidak satupun dari mereka mengesampingkan arti penting pertanian bagi negaranya masing-masing.
Berkaitan hal itu alangkah naifnya kalau tanah Papua yang notabene memiliki keunggulan tersebut, justru tidak bersungguh-sungguh memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
”Pertanian atau peternakan yang kita bangun adalah pembangunan pertanian berbasis industri pedesaan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteran masyarakat asli Papua,” kata Bupati Sorong.
Di akhir sambutan, Bupati Sorong minta para instruktur dalam bidang pertanian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi peserta pelatihan dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan profesionalisme yang ada pada saudara-saudara.
Begitu pula kepada jajaran aparatur peternakan, baik yang di kantor maupun di tingkat lapangan, saya berharap untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara kontinue agar pembangunan peternakan di Kabupaten Sorong dapat berhasil dengan baik.
Sumber(MC.Sorong/rim/toeb)
Senin, 19 September 2016
28 September, Hari Rabies
Disnak Kab.Sorong.
Setiap tanggal 28 September diperingati sebagai
Hari Rabies Sedunia. Gerakan Hari Rabies Sedunia ini dipromotori dan
dikampanyekan oleh sebuah oranisasi nirlaba yang bernama Alliance For Rabies
Control (ARC). Peringatan hari rabies sedunia ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, meningkatkan pengendalian dan meningkatkan pencegahan penyakit
rabies.
Inform
asi yang dilansir melalui website www.rabiescontrol.net, ARC adalah sebuah organisasi yang tujuan utamanya untuk menghilangkan rabies. Dalam sejarah pendiriannya disebutkan bahwa ARC berawal dari pertemuan tim ahli rabies internasional. Pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa penanganan masalah rabies membutuhkan tim yang berasal dari berbagai profesi dan multi disiplin ilmu. Maka pada tahun 2006, di Inggris, didirikanlah The Alliance For Rabies Control. Kemudian pada tahun 2007, di Amerika Serikat, berdiri The Global Alliance For Rabies Control. Aliansi ini menjadi sebuah organisasi baru dalam penanganan rabies yang bersifat: independent, non profit, menyatukan berbagai pemangku kepentiangan (sektor swasta dan pemerintahan), mewakili medis, kedokteran hewan, satwa liar dan profesi kesejahteraan hewan.
asi yang dilansir melalui website www.rabiescontrol.net, ARC adalah sebuah organisasi yang tujuan utamanya untuk menghilangkan rabies. Dalam sejarah pendiriannya disebutkan bahwa ARC berawal dari pertemuan tim ahli rabies internasional. Pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa penanganan masalah rabies membutuhkan tim yang berasal dari berbagai profesi dan multi disiplin ilmu. Maka pada tahun 2006, di Inggris, didirikanlah The Alliance For Rabies Control. Kemudian pada tahun 2007, di Amerika Serikat, berdiri The Global Alliance For Rabies Control. Aliansi ini menjadi sebuah organisasi baru dalam penanganan rabies yang bersifat: independent, non profit, menyatukan berbagai pemangku kepentiangan (sektor swasta dan pemerintahan), mewakili medis, kedokteran hewan, satwa liar dan profesi kesejahteraan hewan.
Gerakan Hari Rabies Sedunia yang ditetapkan pada
tanggal 28 September, pertama kalinya dicanangkan dan diperingati pada tahun
2007. Pada saat itu, berbagai kegiatan dilaksanakan seperti: klinik vaksinasi,
lomba lari, parade, seminar pendidikan, festival dan pawai. Kegiatan ini
mendapat respon dan partisipasi lebih dari 400.000 orang dari 74 negara. Ini
menandakan bahwa adanya pengakuan luas dari masyarakat dunia akan pentingnya
tindakan dan pengendalian terhadap penyakit yang dapat mematikan tersebut.
Sementara itu, untuk memperingati Hari Rabies
Sedunia di tahun 2012, berbagai negara sudah merencanakan berbagai kegiatan
seperti yang sudah dilaksanaan sebelumnnya. Demikian informasi yang dilansir
oleh www.worldrabiesday.org, website yang diluncurkan oleh ARC
khusus untuk penyelenggaraan Hari Rabies Sedunia (SDM).
Senin, 12 September 2016
Sekitar 15 personil dari disnak Kab. Sorong yang terdiri dari Staf bidang keswan, yang dibantu oleh petugas lapangan, diterjunkan ke lapangan terutama kecamatan salawati dan Aimas. dengan sasaran pedagang, peternak, maupun pengurus masjid yang akan melaksanakan penyembelihan hewan kurban. ”Kami memberikan imbauan perlu diwaspadai adanya penyakit cacing hati pada hewan kurban, khususnya pada sapi, tutur “Kadis Peternakan Kab.Sorong, (Ir. Maritje Wattimena)
Jika nanti ditemukan cacing hati sapi saat penyembelihan, maka dinas peternakan Kab.Sorong meminta panitia maupun pengurus masjid tidak membagikan atau dikonsumsi. Bagian hati sapi yang ada temuan cacing harus dipisah dan dibuang. namun hasil pemeriksaan sampai sekarang belum ditemukan hewan kurban berpenyakit.
Guna memberikan rasa nyaman kepada masyarakat di Wil.Kab.Sorong khususnya bagi mereka yang akan melaksanakan perayaan Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan hari raya Kurban pada tahun 2016 ini, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pengawasan terhadap hewan kurban.
Pemeriksaan seluruh hewan kurban telah diintensifkan sejak 3 hari jelang hari raya kurban, dan beberapa hari setelahnya. Tahapan pemeriksaan sebelum pemotongan dilaksanakan guna mendeteksi lebih dini atas gejala awal terhadap jenis hewan kurban yang akan disembelih. Ditambahkannya lagi jika pemeriksaan terhadap hewan kurban ini dilakukan guna mengantisipasi potensi serangan sejumlah penyakit yang ditularkan oleh hewan seperti Antraks serta sejumlah penyakit hewan lainnya yang secara umum disebut Zoonosis.
Jika nanti ditemukan cacing hati sapi saat penyembelihan, maka dinas peternakan Kab.Sorong meminta panitia maupun pengurus masjid tidak membagikan atau dikonsumsi. Bagian hati sapi yang ada temuan cacing harus dipisah dan dibuang. namun hasil pemeriksaan sampai sekarang belum ditemukan hewan kurban berpenyakit.
Guna memberikan rasa nyaman kepada masyarakat di Wil.Kab.Sorong khususnya bagi mereka yang akan melaksanakan perayaan Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan hari raya Kurban pada tahun 2016 ini, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pengawasan terhadap hewan kurban.
Pemeriksaan seluruh hewan kurban telah diintensifkan sejak 3 hari jelang hari raya kurban, dan beberapa hari setelahnya. Tahapan pemeriksaan sebelum pemotongan dilaksanakan guna mendeteksi lebih dini atas gejala awal terhadap jenis hewan kurban yang akan disembelih. Ditambahkannya lagi jika pemeriksaan terhadap hewan kurban ini dilakukan guna mengantisipasi potensi serangan sejumlah penyakit yang ditularkan oleh hewan seperti Antraks serta sejumlah penyakit hewan lainnya yang secara umum disebut Zoonosis.
Rabu, 07 September 2016
Budidaya Ternak Sapi Bali
Sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai keunggulan-keunggulan dan nyata-nyata disukai oleh petani peternak, sehingga pengembangannya telah merata hampir di seluruh pelosok nusantara. Hal ini sejalan dengan usaha yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu sebagai petani. Ternak sapi merupakan bagian dari sebagian kehidupan petani karena dengan memelihara ternak sapi petani mendapatkan manfaat yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan keluarga petani.
Ternak ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Ternak ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tubuh berwarna merah bata pada anak danbetina dan berwarna hitampada jantan setelah berumur 1 Tahun
2. Kaki dan bagian belakang putih
3. Cermin hidung dan ujung ekor hitam
4. Punggung ( Gumba -ujung ekor ) garis hitam
MEMBUDIDAYAKAN SAPI BALI
Pembudidayaan Sapi Bali mengacu kepada Sapta Usaha Peternakan Yaitu ;
Meilih bibit yang baik.
Menyediakan Pakan
Menyediakan Kandang
Merawat Kesehatan Hewan.
Mengatur Reproduksi
Penanganan Pasca Panen dan
Pemasaran,
MEMILIH BIBIT SAPI BALI
Memilih Sapi bakalan untuk penggemukan.
Untuk bakalan, sebaiknya dipiih Sapi yang memenuhi persyaratan sebagai berikut
Jantan atau Betina yang tidak produktif
Bentuk tubuh ; bagus ( badan,kepala, leher, kaki )
Pertautan kulit longgar.
Kesehatan baik ( kulit mengkilat, mata bersinar,cermin hidung lembab )
Nafsu makan baik.
Berat badan 275-300 Kg
MEMILIH INDUK SAPI
Betina,Sehat.
Asal usul diketahui( Dari keturunan produktif, tidak inbreeding )
Mempunyaisifat keindukan baik, yaitu kepalaleher halus dan ramping, bagian pinggul lebih besar dibandingkan dengan bagian dada, ambing besar, putting 4 buah, sejajar dan simetris,kaki besar,kuat, berdiri tegak dan simetris.
Maksimal 2 kali beranak dan produktif
Tinggi kumba minimal 110 cm,
Panjang badan minimal 115 cm
MENYEDIAKAN PAKAN.
Jenis pakan Sapi Bali berupa ; hijauan dan dedaunan segar, limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung,kulit kakao, kulit kopi yang dilakukanpengoahan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada sapi. Selain hijauan, sapi bali juga diberimkonsentrat seperti dedak darimpadi, jagung dan bijian lainnya. Sapi membutuhkan pakan hijauan sebanyan 10% dari berat badannya setiap hari. Hijauan tersebut terdiri dari 2/3 bagian rerumputan dan 1/3 bagian kacang-kacangan. Konsetrat berupa dedak padi 1-2 Kg/ hari dan mineral sesuai dengan kebutuhan,selain pakan , sapi juga memerlukan air minumyang cukup.
MENYEDIAKAN KANDANG
Kandang yang nyaman bagi ternak adalah. Bersih,kering dan hangat. Untuk itu kandang dibuat agar memenuhi kriteria sebagai berikut ;
Cukup mendapat sinar matahari, aliran udara lancar,beratap supaya sapi tidak kepanasan maupun kehujanan.
Mempunyai saluran pembuangan yang lancar dan tempat pembuangan kotoran yang memadai
Terbuat dari bahan yang kuat,tidak melukai Sapi dan tahan lama.
Lantai kandang datar,cukup keras,dilengkapi dengan garis-garis tebal mengarah dari depan ( kepala ) kebelakang ( pantat sapi ) dan makin kebelakang semakin dalam.
Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum
Ukuran kandang untuk Sapi dewasa panjang 2 m,lebar 1,5 m dan tinggi 2 m.
MERAWAT KESEHATAN HEWAN
Merawat kesehatan hewan meliputi mencegah dan mengobati penyakit. Mencegah penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti yaitu mengupayakan kandang dan lingkungannya selalu bersih,melakukan penyemprotan kandang secara teratur,memvaksinasi sapi sesuai rekomendasi Dinas yang menangani peternakan setempat,memisahkan atau mengandangkan tersendiri sapi sakit dan sapi yang baru datang dari daerah lain. Beberapa penyakit yang umum adalah kembung perut ( bloat/timpani) dan cacingan. Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan pelayuan hijauan yang diberikan kepada sapi. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah penyakit jembrana,ngorok dan diare ganas menular,segera laporkan kejadian yang tidak biasa pada sapi ke Dokter Hewan atau Petugas Kesehatan Hewan terdekat.
MENGATUR REPRODUKSI
Sapi siap kawin pada umur 15-20 bulan untuk betina pada umur 15-24 bulan untuk jantan,yang ditandai dengan munculnya berahi,Sapi dapat dikawinkan 12-18 jam sejak munculnya tanda-tanda berahi. Jika perkawinan berhasil,sapi akan bunting selama 283 hari , anak sapi berumur 3 bulan sudah dapat disapih daninduk dapat dikawikan kembali.
Sektor Peternakan
Sektor Peternakan
Populasi
ternak di Kabupaten Sorong meliputi ternak sapi, kambing PE, kambing
kacang, babi dan ternak ayam buras, Ayam Ras Pedaging, Ayam Ras Petelur,
dan ternak Itik/entong. Perkembangan populasi ternak sapi pada kurun
waktu 2012-2015 rata-rata mengalami peningkatan jumlah populasi.
Berikut, perkembangan populasi ternak kambing PE jumlah populasi
meningkat di tahun 2013 namun jumlah populasi menurun atau berkurang di
tahun 2014 dan populasi kembali meningkat di tahun 2015. Untuk ternak
babi dan ayam buras, menunjukan peningkatan jumlah populasi di tahun
2013 dan tahun 2014 namun di tahun 2015, ternak babi dan ayam buras
menunjukan penurunan jumlah populasi.
ternak di Kabupaten Sorong meliputi ternak sapi, kambing PE, kambing
kacang, babi dan ternak ayam buras, Ayam Ras Pedaging, Ayam Ras Petelur,
dan ternak Itik/entong. Perkembangan populasi ternak sapi pada kurun
waktu 2012-2015 rata-rata mengalami peningkatan jumlah populasi.
Berikut, perkembangan populasi ternak kambing PE jumlah populasi
meningkat di tahun 2013 namun jumlah populasi menurun atau berkurang di
tahun 2014 dan populasi kembali meningkat di tahun 2015. Untuk ternak
babi dan ayam buras, menunjukan peningkatan jumlah populasi di tahun
2013 dan tahun 2014 namun di tahun 2015, ternak babi dan ayam buras
menunjukan penurunan jumlah populasi.
Selanjutnya
Untuk populasi ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik
menunjukan peningkatan jumlah populasi di tahun 2013 sampai tahun
2015 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Untuk populasi ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik
menunjukan peningkatan jumlah populasi di tahun 2013 sampai tahun
2015 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Populasi
Ternak sapi berdasarkan laporan dari Dinas Peternakan Kabupaten Sorong
yang tersebar di 19 Distrik berjumlah 22015 ekor seperti tampak pada
tabel berikut:
Ternak sapi berdasarkan laporan dari Dinas Peternakan Kabupaten Sorong
yang tersebar di 19 Distrik berjumlah 22015 ekor seperti tampak pada
tabel berikut:
POPULASI TERNAK SAPI DAN PETERNAK PER-DISTRIK
SE-KABUPATEN SORONG TAHUN 2015
Jika
dilihat pada tabel diatas, Distrik yang tidak memiliki Populasi ternak
sapi adalah Distrik Maudus, Distrik Klaso dan Distrik Beraur. Tabel
diatas juga menunjukan bahwa Distrik Salawati memiliki jumlah populasi
sapi terbanyak yaitu 7063 ekor dan diikuti oleh Distrik Mayamuk dengan
jumlah populasi sebanyak 4959 ekor. Selanjutnya Distrik Mariat dan
Distrik Aimas masing- masing memiliki j umlah populasi sebanyak
2412 ekor dan 2047 ekor. Untuk Distrik Klamono, Makbon dan
Distrik Moisegin memiliki populasi sapi yang cukup banyak sedangkan
Distrik Sorong. Distrik Klabot dan Ditrik Klawak tidak memiliki
populasi sapi dalam jumlah yang banyak.
dilihat pada tabel diatas, Distrik yang tidak memiliki Populasi ternak
sapi adalah Distrik Maudus, Distrik Klaso dan Distrik Beraur. Tabel
diatas juga menunjukan bahwa Distrik Salawati memiliki jumlah populasi
sapi terbanyak yaitu 7063 ekor dan diikuti oleh Distrik Mayamuk dengan
jumlah populasi sebanyak 4959 ekor. Selanjutnya Distrik Mariat dan
Distrik Aimas masing- masing memiliki j umlah populasi sebanyak
2412 ekor dan 2047 ekor. Untuk Distrik Klamono, Makbon dan
Distrik Moisegin memiliki populasi sapi yang cukup banyak sedangkan
Distrik Sorong. Distrik Klabot dan Ditrik Klawak tidak memiliki
populasi sapi dalam jumlah yang banyak.
Data penyebaran sapi dari tahun 2009-2014 di Kabupaten Sorong dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik
diatas menunjukan bahwa penyebaran sapi lebih tinggi di tahun 2011
dan tahun 2013 di bandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2014
Berikut, data Pemotongan ternak di Kabupaten Sorong dari tahun 2012-2015
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
diatas menunjukan bahwa penyebaran sapi lebih tinggi di tahun 2011
dan tahun 2013 di bandingkan dengan tahun 2012 dan tahun 2014
Berikut, data Pemotongan ternak di Kabupaten Sorong dari tahun 2012-2015
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Grafik di atas menunjukan bahwa ayam
buras, ayam ras pedaging dan ayam ras petelur merupakan jumlah ternak
terbanyak di potong pada kurun waktu 2012-2015 sebaliknya jumlah
pemotongan ternak yang paling sedikit adalah jenis ternak kambing PE.
Untuk data Produksi daging, di Kabupaten Sorong dapat dilihat pada grafik berikut:
Jika
dilihat pada grafik diatas, tahun 2013 produksi daging sapi sebanyak
685354 kg, dan menunjukan adanya peningkatan produksi di tahun 2014
menjadi 921668 kg dan terus meningkat di tahun 2015 menjadi 972648 kg.
Berikut, produksi daging kambing PE juga menunjukan peningkatan produksi
di tahun 2014 menjadi 1152 kg, namun ditahun 2015 mengalami penurunan
jumlah produksi menjadi 789 kg.
dilihat pada grafik diatas, tahun 2013 produksi daging sapi sebanyak
685354 kg, dan menunjukan adanya peningkatan produksi di tahun 2014
menjadi 921668 kg dan terus meningkat di tahun 2015 menjadi 972648 kg.
Berikut, produksi daging kambing PE juga menunjukan peningkatan produksi
di tahun 2014 menjadi 1152 kg, namun ditahun 2015 mengalami penurunan
jumlah produksi menjadi 789 kg.
Selanjutnya,
produksi daging kambing kacang menunjukan kenaikan jumlah produksi di
tahun 2014 sebanyak 7594 kg dan tahun 2015 produksi daging kambing
kacang menurun menjadi 7105 kg. untuk produkasi daging babi, menunjukan
peningkatan produksi di 2014 namun ditahun 2015, daging babi
mengalami penurunan jumlah produksi.
produksi daging kambing kacang menunjukan kenaikan jumlah produksi di
tahun 2014 sebanyak 7594 kg dan tahun 2015 produksi daging kambing
kacang menurun menjadi 7105 kg. untuk produkasi daging babi, menunjukan
peningkatan produksi di 2014 namun ditahun 2015, daging babi
mengalami penurunan jumlah produksi.
Produksi
daging unggas seperti itik/ entong menunjukan kenaikan jumlah produksi
dari tahun 2013-2015. Untuk produksi daging ayam ras petelur menunjukan
kenaikan jumlah produksi daging ditahun 2013 dan tahun 2014 sebanyak
44124 kg dan 44625 kg namum di tahun 2015 produksi daging ayam ras
petelur mengalami penurunan produksi menjadi 28999 kg. selanjutnya
untuk produksi daging ayam ras pedaging menunjukan adanya kenaikan
jumlah produksi di tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Untuk produksi
daging ayam buras, menunjukan adanya kenaikan jumlah produksi yang
signifikan di tahun 2013 dan tahun 2014. Sedangkan di tahun 2015
menunjukan adanya penurunan jumlah produksi daging ayam buras.
daging unggas seperti itik/ entong menunjukan kenaikan jumlah produksi
dari tahun 2013-2015. Untuk produksi daging ayam ras petelur menunjukan
kenaikan jumlah produksi daging ditahun 2013 dan tahun 2014 sebanyak
44124 kg dan 44625 kg namum di tahun 2015 produksi daging ayam ras
petelur mengalami penurunan produksi menjadi 28999 kg. selanjutnya
untuk produksi daging ayam ras pedaging menunjukan adanya kenaikan
jumlah produksi di tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Untuk produksi
daging ayam buras, menunjukan adanya kenaikan jumlah produksi yang
signifikan di tahun 2013 dan tahun 2014. Sedangkan di tahun 2015
menunjukan adanya penurunan jumlah produksi daging ayam buras.
Berikut, Data Produksi Telur tahun 2011 -2015 di Kabupaten Sorong seperti pada grafik dibawah ini:
Jika
dilihat pada grafik di atas, produksi telur ayam buras menunjukan
adanya peningkatan jumlah produksi di tahun 2012 sampai tahun 2015.
Untuk produksi telur ayam ras petelur, menunjukan adanya penurunan
jumlah produksi di tahun 2012, namun di tahun 2013 sampai tahun 2015,
produksi telur ayam ras petelur menunjukan adanya kenaikan jumlah
produksi. Berikut untuk jumlah produksi telur itik/entong menunjukan
adanya peningkatan produksi di tahun 2012 dan tahun 2015
dilihat pada grafik di atas, produksi telur ayam buras menunjukan
adanya peningkatan jumlah produksi di tahun 2012 sampai tahun 2015.
Untuk produksi telur ayam ras petelur, menunjukan adanya penurunan
jumlah produksi di tahun 2012, namun di tahun 2013 sampai tahun 2015,
produksi telur ayam ras petelur menunjukan adanya kenaikan jumlah
produksi. Berikut untuk jumlah produksi telur itik/entong menunjukan
adanya peningkatan produksi di tahun 2012 dan tahun 2015
Langganan:
Postingan (Atom)